Multiple Choice atau Essai ?
16.57
Jika soal-soal
pelajaran adalah soal mengenai hidup Anda, tipe soal mana yang akan Anda pilih
antara essai atau multiple choice ?
Setiap orang mempunyai pilihan masing-masing mengenai tipe soal ini. Berikut
adalah sebuah gambaran yang mewakili kedua tipe soal di atas:
·
Multiple Choice
Bagi
saya pribadi, tipe soal ini sangat membingungkan. Selain karena banyaknya
pilihan jawaban, pilihan jawaban tersebut hampir mempunyai tingkat kebenaran
yang sama. Biar tidak membingungkan, saya akan mencoba menggunakan analogi.
Semoga analogi kali ini tidak terlalu dipaksakan.
Banyak
orang menganggap bahwa “A” adalah jawaban terbaik. Namun, bagi sebagian orang
yang mempunyai pemikiran alur cerita berbeda, “A” bukanlah jawaban terbaik.
Misalnya seperti ini, berdasarkan beberapa novel best seller, sebut saja trilogi Negeri 5 Menara, Dari Kota Apel ke Big Apel (5 Summers 5 Autumns),
Laskar Pelangi, Langkah Sejuta Dollar, dan lain-lain sekan-akan menyakinkan
kita bahwa kunci untuk sukses adalah berkiprah atau kuliah di luar negeri, Kan
? Namanya juga opini, tidak ada yang salah. Pun opini tersebut memang didukung
oleh bukti bahwa memang para penulis tersebut sukses setelah menimbah ilmu di
luar negeri. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah orang yang tidak menimbah
ilmu di luar negeri tidak mendapat kesuksesan ? Jawaban tersebut akan
dijelaskan oleh jawaban “B”. Bisa dikatakan jawaban “B” adalah pihak anti dari
jawaban “A”. Sebut saja Andrie Wongso. Jangankan menempuh pendidikan di luar negeri, beliau
bahkan tidak mendapat pendidikan secara lengkap di dalam negeri. Bagaimana
nasib beliau ? Beliau menjadi motivator terhebat di Indonesia. Inti dari
jawaban “B” adalah tidak peduli di mana Anda menempuh pendidikan atau tidak
mendapat pendidikan, asalkan usaha sebanding dengan doa dan tawakkal maka
sukses bukan menjadi perkara yang sulit. Sekarang, bagaimana dengan alternatif
jawaban “C” ? Jawaban “C” mengindikasikan bahwa manusia terlalu serakah dalam
mencari ilmu dunia. Mereka rela melakukan apa saja agar bisa mewujudkan
cita-cita dunia. Tak sedikit orang yang sangat tangguh menempuh pendidikan di
luar negeri, mereka rela berjalan ke kampus, makan hanya dua kali sehari demi
bertahan hidup di negeri orang untuk mencari ilmu dunia. Banyak juga siswa yang
seharian belajar, riset di laboratorium, mengerjakan laporan, sampai lupa
kepada kewajiban utama mereka yaitu bersyukur terhadap Tuhan. Menuntut ilmu
memang sebuah kewajiban, seperti sabda Rasulullah yang berbunyi, “Menutut ilmu
adalah wajib bagi kaum muslimim.” Namun, kata ilmuperlu digarisbawahi.
Ilmu berotientasi pada dunia atau akhirat atau keduanya ?????
Nah
lho, itu baru permasalahan mengenai ilmu. Bagaimana dengan yang lain ?
Misalnya
lagi subyek tentang kepemimpinan seorang wanita. Banyak yang berpendapat bahwa
setelah era Kartini terdapat persamaan gender di
Indonesia, yang artinya perempuan boleh menjadi seorang pemimpin. Banyak lho
pemimpin wanita sekarang misalya saja ibu Tri Risma (walikota Surabaya), Angela Merkel (Kanselir Jerman),
Megawati S (ketua PDIP), dan lain-lain. Tapi bagaimana pandangan agama
(terutama Islam yang merupakan agama penutup dan terbaik dari agama yang ada) ?
Maka akan timbul jawaban “A”,”B”,”C”, dan masih banyak lagi. Jawaban mana yang
akan Anda pilih ? Apakah jawaban yang Anda pilih, pasti Anda implementasikan ?
Karena banyak orang yang hanya sekadar menjawab tanpa realisasi. Misalnya
mereka ingin sukses, namun niat mereka hanya sekadar keinginan tanpa usaha yang
jelas dalam mencapai jawaban tersebut.
·
Essai
Essai
ini adalah alternatif jawaban yang gampang-gampang susah. Kok gampang ? Kita
tinggal mengisi sesuai apa yang kita mau. Kok sulit ? Jika multiple choice hanya dicontreng, maka essai tidak seperti itu. Kita
tidak hanya sekadar mengisi namun harus disertai dengan alasan yang jelas dan
kuat. Jika kita hanya sekadar mengisi tanpa alasan yang relevan dan jelas, maka
apa bedanya dengan multiple choice ?
Nilainya akan dianggap sama. Biasanya multiple
choice diberi nilai 2 per nomer, sedangkan essai 5 per nomer. Essai yang
hanya sekadar menulis, nilainya akan didapat dari upah “kasihan” dari menulis.
Kalau seperti itu, mengapa sulit-sulit membuat essai jika nilainya hampir sama
dengan multiple choice ?
Oleh
karena itu, alasan jawaban dari essai adalah part terpenting dalam konteks ini. Apalagi jika essai tersebut
menyangkut kehidupan Anda sendiri. Misalkan Anda menulis essai mengenai
cita-cita Anda, “ Saya ingin sukses agar dapat banyak uang. Dan saya ingin seperti
X yang punya lima rumah mewah. “
Apakah
sukses hanya diukur dengan materi ? Anda salah besar jika mempunyai pemikiran
seperti itu. Seharusnya Anda mengerucutkan jawaban Anda agar alasan, tujuan,
langkah Anda benar. Itulah mengapa essai kehidupan adalah hal yang
gampang-gampang susah.
Strukturnya sudah saklek kayak gini lho |
0 komentar