Halo teman-teman penggemar
drama Kera Sakti atau Journey
to the West. Malam minggu lagi ngapain ? Kalau saya sih, malmingan bareng drama kera sakti. Yap, kembali ke tahun 1996 atau 18 tahun lalu ketika drama ini untuk
pertama kalinya dibroadcast
di TVB Hongkong. Mungkin sebagian dari teman-teman atau semua (?)
tahu tentang drama ini, Kan ? Drama ini memang sangat populer di awal
tahun 2000an. Saya pun mengakui bahwa drama ini adalah salah satu
favorit saya sampai sekarang. Bermula ketika tidak sengaja memencet
channel B,
eh ada lagu “Seekor kera terkurung terpenjara dalam gua…………..”.
Kera Sakti ???? yeee, nostalgia yuk.
Ketika itu, saya juga sudah
enek lihat drama korea yang selalu romantisnya agak dipaksakan dan
dilebih-lebihkan kecuali Master’s
Sun .
Setelah mengikuti beberapa episode
drama ini, saya baru sadar kalau ada Journey
to the West II
yang merupakan lanjutan dari Journey
to the West I.
Dan saya juga baru sadar kalau yang jadi Sun Wukong (di Indonesia
dipanggil Sun Gokong) itu diganti. Awalnya karakter kera tengil ini
dimainkan oleh Dickey Chung lalu diganti ke Benny Chan.
Benny Chan di JTTW II |
Dickey Chung di JTTW I |
Hampir mirip sih kalau kita
hanya fokus pada jalan ceritanya. Hayoo gantengan mana ? Atau malah
ganteng kera tung pey ? Ternyata, nggak hanya Sun Wukong lho yang
pemainnya diganti. Beberapa yang saya ketahui adalah Guanyin
Boddhisative
(Dewi Guanyin), Hong Hai Er (Ang Hai Ji/red
boy),
Chang’e, dewa angin, nezha juga sempat diganti. Ada juga beberapa
peran yang dimainkan oleh orang yang sama, hanya beda di seasonnya.
Misalnya siluman rubah (fox
demon) di
season 1
menjadi Little
Park,
keponakan siluman gagak di season
2. Wugang
dan kera tung pey juga adalah orang yang sama. Si si dan siluman ular
putih juga, dan masih banyak lagi kalau tahu dan teliti. Dengan
jadwal kuliah sore-malam, saya jarang dan nggak sempat nonton
kelanjutannya. Niatnya nyari di internet, susah banget. Sekalinya
ada, no
subtitle
atau ada subtitlenya
tapi bahasa Vietnam. Mau nggak mau harus beli via online.
Tak tanggung-tanggung saya beli season 1 & 2 + Quest
for the Sutras
(versi Taiwan dari JTTW
ceritanya jadi absurd
banget).
Akhirnya sekarang tamat juga nih season
1 sama 2.
Setelah diteliti dengan saksama, perbedaan karakter Sun Wukong yang
dimainkan Dickey sama Benny beda banget lho. Si Dickey mainin
karakter kera ini dengan image
cool [banget],
killer
instinct,
lucuu, dan kata-kata andalannya “what’s there to be afraid of ?”
. Si Benny itu lebih lembut, clengekan, killer
instinctnya
nggak terlalu berasa, kata2 andalan di season
1 juga
dihilangin. Sempat merasa kecewa sih waktu tau kalau Dickey Chung
diganti sama Benny Chan. Karena, maaf ya sebelumnya, karakter kera
ini cocok sekali diperanin sama Dickey, monkey
banget
pokoknya. Kalau Benny Chan,
human
banget. Tapi dua-duanya bagus kok actingnya.
Baijie atau Cu Pat Kai, si
pemilik syair, “Since
ancient times, loving deeply will only leave painful regrets. This
regrets continue to flow on with no end insight”
atau dalam bahasa Indonesia intinya adalah “Sejak dulu, beginilah
cinta. Deritanya tiada akhir”. Sampai akhir, Ol’Zhue (nama lain
Baijie) nggak bisa bersama Chang’e. Mungkin Chang’e sama kera
tung pey. Lho ?
Nih third
brother
yang paling polos dan kesayangan dari Tam Sanzang adalah Ol’Sha
atau Sandy. Dia memang dihukum menjadi manusia yang bodoh, tapi jika
dibanding yang lain semangatnya untuk melidungi Sanzang dan menjadi
Buddha adalah yang paling bagus.
Si Holy
Monk atau
Golden
Cicada
adalah murid dari Buddha tapi karena ia tertidur waktu baca mantra,
dia dihukum menjadi manusia. Banyak yang bilang jika Sanzang ini
ganteng. Iya sih tapi aku lebih prefer
ke Sun Wukongnya. Hehehe.
Banyak episode atau scent
favoritku
di sini. Aku list
ya :
- Episode melawan dream demon. Si Wukong harus tertidur buat nyelamatin Hong Hai Er, Putri kipas, siluman kerbau, dan gurunya. Tau sendiri kan jika nih kera susah banget untuk tidur. Atas rekomendasi Baijie, dia minum wine agar bisa tidur. Dia udah minum banyak tapi tetep nggak bisa tidur. Akhirnya ia memutuskan untuk membaca sutras agar bisa tidur atas saran si Sandy (kenapa nggak ngomong dari awal ??). Ini salah satu gambar scentnya, keren ya
- Episode melawan deer, goat, and tiger demons. Sebenarnya siluman itu bukan tandingannya si Wukong. Tapi gara-gara ini dikemas dalam sebuah kompetisi, jadinya menarik. Lucu ketika menonton siluman harimau yang gagal berkali-kali menurunkan hujan gara-gara Wukong pergi ke heaven buat menghalangi para dewa penurun hujan. Kempetisi kedua adalah clairvoyance atau melihat benda yang ada di dalam kotak. Barang-barang di dalam diubah semua oleh si Wukong, seperti buah peach jadi biji peach, baju jadi baju sobek, dan yang terakhir Taoist jadi monk (Taoist adalah agama yang serumpun dgn Buddha). Kompetisi ketiga adalah flying meditation, di sini siluman harimau jatuh dan mati karena diganggu oleh Wukong. Kompetisi dilanjutkan oleh adiknya, yaitu siluman rusa. Mereka harus dipenggal kepalnya, siapa yang bertahan lama maka itulah pemenangnya. Lagi-lagi si Wukong iseng. Ia berubah jadi anjing dan membawa kepala ini siluman ke gunung. Kompetisi ketiga oleh siluman kambing adalah mandi di suhu yang extremely cold. Akhirnya mereka menang. Sebenernya yg paling seru adalah awal sebelum bertanding, ketika ini saudara bertiga makan sesajen untuk para dewa. Mereka main sana sini, bahkan membodohi siluman harimau, rusa, dan kambing. Ini gambarnyaItu adalah segelintir episode favoritku, tapi sebenarnya masih banyak. Seperti episode siluman laba-laba (Yan Yan jatuh cinta ke Wukong), country woman (Wukong, Sanzang, Ol’Zhue, Ol’Sha hamil), kera tung pey (Wukong kehilangan semua kekuatannya), dewa Er Lang (Wukong dan dewa Erlang jadi sahabat), Wukong jadi dokter (Sandy jatuh cinta ke siluman alndak), dan tiga episode terakhir. Lucu-lucu pokoknya.