Halo semuanya, bagaimanakah kabar kalian semua? Semoga kalian selalu dalam perlindungan Allah SWT. Saya sekarang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata-Praktek (KKNP) yaitu di PT. Energi Agro Nusantara atau biasa disingkat PT. Enero. Apa itu PT. Enero? Di mana letaknya?
PT. Enero adalah anak perusahaan dari BUMN (PTPN X), tepatnya PG. Gempolkrep. Perusahaan ini terketak tepat di sebelah timur PG. Gempolkrep. Perusahaan ini bergerak di bidang energi terbarukan (renewable energy). PT. Enero memproduksi bioethanol fuel grade (99.5%) untuk bahan substitusi BBM atau campuran BBM jenis premium yang ramah lingkungan. Ya seperti kita tahu bahwa Pertamina sampai sekarang masih menggunakan fosil untuk membuat bahan bakar sedangkan persediaan fosil semakin hari semakin menipis. Oleh karena itu, kita perlu sekali membuat energi terbarukan yang mampu menyuplai kebutuhan untuk generasi-generasi mendatang.
Mengapa saya memilih menjalani KKNP di sini? Sebenarnya karena ingin mengambil KKNP di PG. Ngadirejo (Kediri) karena ayah saya bekerja di sana, Namun karena pabrik gula sedang tidak beroperasi (pabrik gula beroperasi setiap enam bulan), maka saya disarankan oleh ayah untuk ambil KKNP di PT. Enero ini. Perusahaan ini masih baru sekali karena diresmikan baru 2013 kemarin. Perusahaan ini mulai running di awal januari 2014.
Karena perusahaan di sini masih baru, maka pekerja yang direkrut juga masih muda-muda sekali. Lebih dari 70%, pekerja di sini masih fresh graduate dan kebanyakan lulusan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) + belum menikah. Ada juga yang berasal dari Brawijaya tapi hanya satu orang, ia berposisi sebagai foreman. Jujur saya senang ambil KKNP di sini karena SPV (Supervisor) di sini sangat ramah dan masih muda. Jadi saya dan teman-teman tidak sungkan ketika mau bertanya. Dan yang terpenting, mereka benar-benar mempuyai semangat tinggi dalam memberi ilmu. Tak hanya ilmu tentang bioethanol tapi juga ilmu "religi". Mereka yang bekerja di sini, menurut saya, adalah orang yang religius dan sangat menyenangkan + lucu.
Sebelum berbicara tentang SPV, saya mau memperkenalkan teman-teman KKNP yang lain. Saya mulai KKNP tanggal 2 Februari bersama 4 mahasiswa/i dari Politeknik Negeri Jember dan 10 siswa/i SMK dari Jombang. Sebelum batch kelompok saya, sudah ada 6 mahasiswa/i KKNP dari Universitas Brawijaya juga, mereka berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian. Teman-teman yang berasal dari Politeknik Negeri Jember yaitu mas Trisna, mbak Rosa, mas Andi, dan mbak Rindi. Nah adek-adek dari SMK Jombang saya tidak hafal namanya. Mereka semua terlihat kembar. Saya ingatnya hanya dek Ahmad, dek Al, dek Erna, dan lain-lain. Mereka sangat ramah dan lucu. Mas Trisna ini sangat rajin dan menyenangkan. Karena dia di divisi fermentasi selama tiga minggu, jika saya tak terlalu mengerti, saya pasti bertanya ke mas Trisna. Dia juga sangat rajin dan ramah. Kalau mas Andi, saya tak terlalu mengenal karena dia selalu stand by di Lab. Kalau mbak Rosa sama kayak mas Trisna, orangnya menyenangkan dan ramah. Kalau mbak Rindi, sama seperti mas Andi, dia selalu stand by di WWTP (Waste Water Treatment Process). Adek-adek SMK di sini rame sekali, jadi tidak bosan. Tidak ada sungkan di sini antara mahasiswa atau SMK, semuanya berkumpul dan bercanda.
Sekarang berbicara tentang SPV di sini, tapi tidak semua SPV di sini saya tahu karena saya baru berkeliling ke divisi Fermentasi, refinery, lab dan quality control, Health and Safety Environment, dan Electrical. Pertama saya mengunjungi divisi Fermentasi. SPVnya bernama mbak Praba. Mbaknya menjelaskan dengan detail smeua proses fermentasi di sini, mulai dari yeast B18 yang disimpan di MST (Molasses Serive Tank) sampai ketika MBR (Molasses Broth) disimpan di storage yang kemudian akan diproses oleh divisi refinery. Kala itu, mbaknya sibuk jadi yang banyak menjelaskan tentang fermentasi adalah mas Bagus, foreman dan mas Trisna. Saya bertanya A sampai Z dijawab dengan sabar, Maklum saya bukan orang kimia yang tidak mengerti proses kimia. Satu hari ini benar-benar menyenangkan dan terkadang bosan menunggu proses dilusi. Kata mbak Praba, dilusi bisa dilakukan di jam 11, katanya lagi mundur jam 12, mundur lagi jam 12.30, mundur lagi jam 2 siang, dan akhirnya terjadi jam 3. Sebelum itu, kami melihat proses inokulasi yeast B18 ke tangki propagasi untuk dikembangbiakkan. Besoknya saya mengunjungi refinery. SPVnya adalah mas Afif (lulusan Teknik Kimia ITS dan baru lulus tahun kemarin). Sama seperti mbak Praba, masnya sabar sekali dalam menjelaskan. Lalu saya dan Ida (teman KKNP) diajak naik ke lantai tujuh untuk melihat alat-alat. Kala itu, belum ada proses refinery karena yang baru berjalan hanya proses fermentasi. Banyak foreman yang sedang membersihkan alat-alat. Ternyata kerak yang bersisa sangat tebal, hal ini membuat proses pembersihan jadi berlangsung lama. Akhirnya saya menghabiskan waktu dengan melihat foreman dan operator sedang proses cleaning tabung evaporasi yang jumlahnya empat unit. Keesokan harinya saya bertemu mbak Eni, SPV lab dan Quality Control. Mbak Eni ini sangat baik. Ia benar-benar menjelaskan kami sampai sangat runtut tentang laboratoriun dan QC. Mbaknya juga bercerita tentang pengalaman kerja di sini yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi awalnya. Mbaknya terus memotivasi kami untuk belajar dan banyak bertanya. Mbak Eni juga lulusan Teknik Kimia ITS. Saya menghabiskan waktu di lab dengan melihat para operator sedang menguji biogas. Di sini saya lebih banyak ngerumpi dengan mas Andi sih. hahahaha, biar tidak bosan. Esoknya kami (saya dan ida) kliling ke HSE (Health and Safety Environment). SPVnya adalah pak Nuril namun berhubung beliaunya harus ke Surabaya, kami dibimbing oleh foremannya, mas Azis. Masnya ini super sekali dan ramah. Kami diajak keliling pabrik lagi dan membaca tanda-tanda bahaya, juga melihat video tentang HSE. Lalu kami juga ditunjukkan materi tentang HSE. Sepertinya masnya tahu jika saya dan Ida bosan, jadi masnya bercerita tentang yang lain. Lebih tepatnya bercerita tentang perjuangannya ketika masih mahasiswa sampai saat ini. Ia bercerita banyak tenatang kuliah, bekerja part time, sampai kegagalan-kegagalannya dalam menghadapi tes kerja. Mas Azis juga sangat memotivasi kami untuk selalu bertanya mumpun ada kesempatan belajar di sini, juga masnya memotivasi kami agar cepat lulus dan menjalani kehidupan sebenarnya. Ada satu hal dari cerita mas Azis yang selalu saya ingat.
"Saya dulu pernah bekerja di Gudang garam (Pabrik Rokok) dengan gaji lumayan. Tapi saya memutuskan untuk berhenti." Kata Mas Azis.
"Kenapa, Mas?" Tanya saya.
"Gimana ya, saya bekerja di pabrik rokok. Ada nggak manfaatnya? Saya sejak masuk di sana, keuangan saya selalu berantakan padahal gaji lumayan. Saya juga tidak nyaman. Walaupun sekarang gaji di sini tak sebesar dulu, keuangan lumayan lancar. Ada yang mengganjal saja, mungkin kalian juga sudah tahu."
Keesokan harinya, saya berkeliling di divisi elektrik. Awalnya saya merasa tidak terlalu menyenangkan karena saya tidak terlalu tertarik dengan ilmu kelistrikan. Sekitar jam 7.15 saya pergi ke ruang SPV dan mencari mas Dwi (SPVnya), baru juga awal ketemu sudah dikerjai sama masnya + mas Dafid. Mas Dwi orangnya Kejawen sekali, jika SPV lain berbicara penuh bahasa Indonesia, masnya masih mengeluarkan logat-logat kejawen. Di antara SPV lain, mas ini yang paling kece. maksudnya kece di sini adalah beda dengan yang lain. Setelah berkeliling di dunia kelistrikan, masnya tiba-tiba curhat tentang masa-masa SMA dan kuliah. Sama dengan SPV lain, mas Dwi adalah lulusan Teknik Elektro ITS. Pokoknya masnya banyak cerita tentang kehidupan dengan cara yang lucu sehingga selalu membuat ngakak. Masnya low profile sekali.
"Saya dulu itu suka foya-foya dan pacaran. Tapi saya selalu mencari cewek yang alim biar ketularan alim. Tapi akhirnya selalu putus, padahal ya saya selalu menjemputnya kuliah tiap hari."
"Hahahahahahaha." Saya dan Ida tertawa.
"Tapi Alhamdulillah saya ketemu jodoh saya di Masjid Istiqlal."
"Wow."
"Saya baru berubah itu ya ketika mau nikah. Dulu saya nggak nyangka bahwa dia akan menjadi istri saya. Dia itu terlalu cantik dan terlalu baik buat saya. Awal ketemu masih biasa saja, lama-lama dia kok perhatian seperti menanyakan kabar. Lah saya nggak mau GR. Ya yang namanya jodoh nggak ke mana-mana. Pacaran lama sama pacar saya dulu yang seorang dokter, akhir-akhirnya putus. Sekarang nggak usah pacaran, langsung nikah, Deh. Hahahaaha, saya nggak nyangka punya istri seperti dia padahal saya suka foya-foya."
"Kalian pengen suami kayak apa?" Tanya masnya
"Dokter, Mas. Hahahaha." Jawabku.
"Cari suami itu yang takwa alias alim. Teman saya ada yang namanya BB (nama ospek) itu dia takwa banget. Ketika adzan, dia langsung pergi ke masjid. Saya diajak, lah saya malah nongkrong dengan teman-teman. Ketika tes masuk perusahaan (lupa perusahaan apa), dengan IP yang pas-pasan dia bisa mengalahkan teman-teman dari ITS yang mempunyai IP cumlaude. Mumpung ya, kalian masih muda kalian harus banyak belajar dan mengembangkan diri. Jangan seperti saya yang akhirnya menyesal. Oh ya, kalian juga harus selalu mendekatkan diri ke Allah dan berbakti ke orang tua karena ridho Allah itu tergantung ridho orang tua. Saya sudah beberapa kali gagal tes kerja di PLN Indonesia dan Pertamina di akhir tahap yaitu tahap kesehatan. Bagaimana perasaan kalian? Padahal gajinya besar. ya itu karena sepertinya orang tua kurang meridhoi. Malah sekarang masuknya di sini, yang tak terlalu jauh dengan orang tua. Enak sih setiap minggu pulang ke rumah orang tua bersama istri. Sekarang saya sedang membenahi diri karena sebentar lagi saya mau jadi ayah......."
Mas Dwi bercerita dengan bahasa Jawa, jadinya lebih lucu. Hal tersebut hanya segelintir percakaan antara saya, Ida, dan mas Dwi. Masih banyak hal-hal memotivasi dari masnya. Kunjungan diakhiri dengan tertawa gara-gara nemu gorengan di dalam panel listrik. Sekian...
Sedikit info, pihak Admin di sini adalah adik dari dosen PA saya dan dosen pembimbing KKNPnya Ida. Semoga pertanda baik (Amin).