Hari ini aku pergi ke job fair, antara senang dan ngenes sih ya. Seneng karena aku merasa
sih yang susah cari kerja itu banyak, nggak hanya diriku (susah seneng
sama-sama kan ya). Bagaimana ya, namanya rezeki itu bisa dikatakan nggak sesuai
sama teori-teori eksak. Pernah denger, “Lo pinter, pasti gampang nyari kerja.”
Nggak ada yang salah memang, tapi kembali lagi bahwa ada Allah sebagai pemberi
rezeki. Jadi yang merasa tidak pintar (nunjuk diri sendiri), jangan bersedih. Everything was destined kok. Itu sih,
kalau aku lagi down. Pasrah memang
dianjurkan sih, tapi ya sebelumnya harus diikuti dengan ikhtiar.
Ngenes, karena sedih juga lihat lulusan sarjana masih
banyak yang nganggur. I feel that way,
sometimes I feel envious toward my friends who already got a job. I mean, why
was not it be me? Kadang pernah juga aku ngerasa jadi orang bego banget dan
berpikir “Enak kali ya jadi orang pinter. Gampang cari kerja. Cepet dipanggil
perusahaan, nggak usah capek2 ikut job
fair.” Ya seperti itulah yang aku rasakan selama ini, agak desperate sih emang.
Dan hari ini aku mengalami hari yang
bego banget pokoknya. Jadi, aku daftar ke salah satu perusahaan besar, antrenya
panjang banget. Baca sekilas ada nih lowongan buat MT quality Control, aku tertarik banget kerja di bidang ini. Sejam
lebih ngantre pokoknya. Setelah berhasil registrasi, lah kok hampir semua
lowongannya untuk pria, kecuali satu yaitu MT Teknik Informatika. And I was like, “What a fool”. Bayangin
aja ya, sudah ngantre sejam lebih, eh ternyata nggak ada yang sesuai dengan
kualifikasiku. Hidup memang lucu, banyak tindakan bodoh yang tidak disadari.
Intinya, selamat mencari kerja, kalau nggak ingin cari kerja ya bisa jadi pebisnis.