EUPHORIA DR. ZAKIR NAIK VISIT INDONESIA 2017
20.16
Ketika mendengar jika Dr. Zakir Naik akan mengunjungi Indonesia, “Alhamdulillah.” I could
not hide my feeling that I was so happy hearing the news. Akhirnya, ulama
favorit saya akan memberikan public
lecture ke Indonesia. Setelah kecewa dengan pembatalan ceramah oleh Ust.
Khalid beberapa minggu lalu, Alhamdulillah
Dr. Zakir bisa menggantikan kekecewaan saya. Blessed. Kenapa sih saya sangat mengagumi sosok ulama asal India
ini? Of course karena beliau
mempunyai ilmu yang tinggi, tidak hanya mengenai Islam tapi juga agama lain.
Tidak hanya hafal Al Quran tapi juga
Injil, Weda, dan kitab-kitab agama lainnya.
Sebelum resmi menyampaikan ceramah beliau di Indonesia, muncul
beberapa berita negatif tentang beliau. Saya sih sudah nggak kaget, toh ulama Indonesia saja sering mendapat
berita miring, apalagi ulama sekelas Dr. Zakir. Biasalah, berita sampah yang
tidak suka dengan Dr. Zakir. Yang beliau merupakan salaf, membantu ISIS, dan lain-lain. Ingat jika orang baik juga
punya banyak haters. I am not gonna talk about the haters since they are bunch of trashes
yang tidak suka dengan kebenaran. Kalender saya kasi tanda tanggal 4 harus ke
Ponorogo, menonton kajian Dr. Zakir Naik.
Saya akan mereview public
lecture di Ponorogo. Pertama, UNIDA Gontor susah aksesnya. Jauh dari
perkotaan, jauh dari penginapan (acaranya malam hari), diapit persawahan, jadi
kurang cocok saja secara lokasi (opini saja). Kemudian dari sisi teknis acara,
awalnya sudah baik (microphone, sound
system) namun di tengah acara, banyak terjadi kesalahan teknis. Makanya Dr.
Zakir kelihatan agak kesal dengan technical
personnya. Dari segi translator,
awalnya juga sudah baik. Namun ia melakukan kesalahan yang membuat Dr. Zakir
menegur. Setelah itu, sepertinya mental translatornya
agak down, jadi agak berantakan dalam
menerjemahkan. Terjemahannya jadi lucu sih, misalnya “Get out of here” diterjemahkan jadi “Dikirim ke dunia lain.” Nggak
bisa berhenti ketawa, cuma geleng-geleng kepala. Setelah itu translatornya juga agak kurang sopan
saja ke penanya karena ia memberhentikan penanya di tengah pertanyaan.
Sebenarnya sih ok aja, tapi nada nya
ngajak berantem, “Stop stop!!!!!!”
Terus kurangnya penanya non-Muslim, jadi agak bosan, kurang menarik. Ada
non-Muslim bertanya, tapi pertanyaannya itu sama seperti pertanyaan-pertanyaan
yang pernah diajukan, seperti pemimpin non-Muslim, apa tujuan manusia hidup di
dunia, dll. Kalau sering nonton videonya Dr. Zakir, pasti bisa jawab kok. Overall, Public Lecture di Ponorgo lebih bagus sih ketimbang yang di UMY
dari segi teknis dan translator (Saya
streaming jadi tahu). Di UMY, di awal sekali Dr. Zakir
bilang, “Please, increase the volume.”
Tapi nggak ada respon. Saya saja yang streaming
agak kesel karena nggak ada respon. Dari segi translator juga. Awalnya sih fine-fine
aja tapi karena di tengah acara mentalnya down gara-gara ditegur Dr. Zakir, jadi agak ngeblank. Hahaha. Dr. Zakir sampai kesel banget, kelihatan. Terus
sampai ada dua orang bukan penerjemah, yang harus membantu penerjemah. Parah
pokoknya acara yang di UMY. Oh iya di Ponorogo, ada satu orang yang syahadat, sedagkan di UMY ada dua kalau
tidak salah, di Bandung ada empat orang. Subhanallah.
Baru tahu juga kalau di Bekasi, ada 16 orang bersyahadat. I am soooo happy. Pahalanya
Dr. Zakir berapa ya, pasti banyak banget. Sudah ratusan orang yang bersyahadat
di tangan Dr. Zakir, just imagine.
Semua orang itu, pahala ketika awal masuk Islam sampai mereka meninggal, akan
masuk ke Dr. Zakir. Keren pokoknya. Dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa beberapa lembaga di Indonesia masih kurang siap untuk mengadakan event berkelas Internasional. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan, coba lihat Peace TV di beberapa negara lain, pasti yang ribet secara translator sama teknisnya itu di Indonesia. Agak malu sih kalau pas ditayangkan di Peace TV. Ya gimana ya, masalahnya yang menyelenggarakan juga bukan lembaga yang sangat berkelas, jadi mohon maklum kali ya. Anyway, saya senang aja bisa bertatap muka langsung dengan Dr. Zakir Naik sekeluarga walaupun dari jarak jauh.
Sejak megenal kajian sunnah,
saya sadar mengapa dulu para sahabat nabi rela meninggal demi melindungi nabi.
Saya sempat berpikir, “Kok bisa ya sayang ke nabi sebegitu besarnya, sampai
rela mati.” Saya sadar ketika Dr. Zakir ke sini, beliau menyebarkan kebenaran
dan ketika ada yang menjelek-jelekkan beliau, saya marah sekali. Intinya saya
sampai mendoakan keselamatan Dr. Zakir agar selalu diberi kesehaan dan
keselamatan karena beliau benar-benar mampu membuat orang jadi kembali kepada
kebenaran. Itu baru Dr. Zakir, bagaimana dengan Rasuullah SAW? Saya benar-benar mengerti mengapa para Sahabat relah
mati demi Rasul? Subhanallah.
1 komentar
PokerVita Situs Judi Online Terpercaya Memberikan Kemudahan Dalam Bertransaksi Dengan Mudah 24 Jam. Kini Pokervita Juga Menyediakan Deposit Via OVO & Go-Pay loh .. .
BalasHapusMinimal Deposit 10.000
Minimal Withdraw 25.000
Bonus Terbaru Menjelang Puasa
Info Lebih Lanjut Hubungi :
WA: 0812-2222-996
www. pokervita .vip