Ketika Pahlawan Itu Disebut “Guru”
21.33
*Essai ini diikutsertakan pada lomba IEX 2013
Semoga suatu saat bisa juara |
Guru
? Apa makna di balik kata yang pasti semua orang tahu siapa itu guru dan bagaimana
sosok seorang guru ? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Sebagaimana telah banyak
diketahui bahwa guru bisa disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”, yang
maknanya adalah seseorang yang tanpa lelah dan tanpa pamrih mau mengajar dan
mendidik anak-anak yang bukan anaknya dengan kepribadian yang beragam. Pekerjaan
seorang guru tidaklah mudah, mereka tidak hanya mengajar yang dalam konteks ini
berarti mentransfer ilmu namun tugas yang paling penting adalah mendidik. Lalu
apa bedanya mengajar dan mendidik ? Menurut Arifin (1978) mengajar adalah suatu
rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat
menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut, sedangkan
mendidik menurut Jean-Jacques Rosseau dalam Closson (1999) adalah memberikan
pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, tapi dibutuhkan pada masa
dewasa. Secara garis besar letak perbedaan di antara kedua kata tersebut adalah
mengajar adalah bagian dari mendidik, makna mendidik lebih luas yaitu bukan
hanya sekadar mentransfer ilmu, tapi juga mentransfer sikap dan perbuatan positif
yang akan bermanfaat untuk masa depan. Seorang guru yang baik adalah yang bisa
menjadi panutan bagi murid dan membuat murid betah di dalam kelas mata pelajaran
yang diajarkan. Disebut “pahlawan tanpa tanda jasa” sebenarnya bukan hal yang
mudah karena seorang guru adalah salah satu faktor terpenting dalam kemajuan
suatu bangsa. Mereka tidak hanya mentransfer ilmu dunia maupun ilmu akhirat
namun mereka juga mentransfer pemikiran, nasihat, sikap positif, dan masih
banyak lagi. Tugas mulia seorang guru dapat dibuktikan pada surat Al-Mujaadalah
ayat 11, Allah berfirman “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “.
Logikanya, jika orang yang berilmu saja akan ditinggikan beberapa derajat,
bagaimana orang yang mentransfer ilmu yaitu guru ? Ilmu memang hal yang sangat
penting, ilmu menentukan kehidupan yang ada di dunia.
Guru mempunyai berbagai macam cara untuk
mendidik. Ada yang memerintahkan murid-muridnya banyak melakukan presentasi,
hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman murid dalam menerima ilmu baru
sebelum guru menjelaskan. Hal ini juga bertujuan untuk melatih kepercayaan diri
para murid. Metode ini sangat bagus dan efektif karena di dalam dunia kerja,
kemampuan presentasi sangat dibutuhkan. Apabila murid telah dilatih sejak dini
untuk bicara di depan atau presentasi, maka mereka akan terbiasa dan mampu
meningkatkan kepercaaan diri mereka. Namun metode ini tidak bisa diterapkan di
semua pelajaran, apalagi mata pelajaran berhitung seperti fisika dan
matematika. Biasanya guru fisika atau matematika akan lebih banyak memberi
tugas dan menyuruh murid maju mengerjakan soal di papan tulis. Mata pelajaran
berhitung dibutuhkan banyak latihan. Untuk kelas bahasa asing, biasanya guru
menyuruh murid banyak bicara atau speaking
karena kemampuan speaking sangat
penting di luar tata bahasa atau grammar.
Setiap mata pelajaran dengan guru masing-masing mempunyai cara tersendiri agar
para murid mampu menguasai konsep mata pelajaran tersebut.
Jasa
seorang guru sangatlah besar, untuk itu semua murid harus menghargai guru.
Bagaimana bentuk menghargai guru ? Setiap guru mempunyai karakteristik
tersendiri dalam menerima bentuk penghargaan dari siswa-siswinya. Ada guru yang
merasa dihargai ketika siswa-siswinya mendengarkan ketika guru tersebut
menerangkan. Ada guru yang merasa dihargai ketika siswa-siswinya ikut
berinteraksi ketika guru menjelaskan di depan. Ada juga guru yang merasa
dihargai ketika siswa-siswinya hanya bersikap sopan dan taat. Kenyataannya,
banyak siswa-siswi zaman yang kurang menghargai guru mereka. Banyak kejadian
guru keluar dari kelas sambil marah bahkan ada yang menangis (untuk guru
perempuan) karena muridnya kurang menghargai. Seharusnya para murid mengerti
betapa susah dan berat tanggungan dari seorang guru. Seorang guru bukanlah
orang yang mengajar lalu pulang. Paradigma tersebut salah besar, karena tugas
mereka sangat mulia yaitu mentransfer ilmu. Mereka akan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, selain
mendidik, memberikan nilai juga merupakan tugas yang berat. Kita sebagai
pelajar, sering menyalahkan guru apabila nilai kita jelek. Kita selalu berkata
bahwa guru itu pelit nilai, kurang bisa mengajar, dan lain-lain. Padahal jika
ditelusuri lagi, guru mana yang tidak ingin anak didiknya mendapat nilai bagus
? Bukan berarti ketika kita mendapat nilai jelek, hanya kita yang sedih. Namun
guru juga pasti sedih, mereka berfikir apa yang salah dengan metode mengajar
yang mereka berikan. Terkadang, pelajar harus mencoba memposisikan sebagai guru
agar mereka lebih menghargai tugas mulia sang guru.
Menghargai
jasa seorang guru harus juga dilakukan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui
bahwa pendapatan guru di Indonesia masih sangat jauh dari negara-negara lain.
Lihat saja gaji guru di Malaysia, menurut Kompas (12/04/2010) gaji guru lulusan
D-3 mencapai lima juta rupiah, untuk lulusan S1 bisa mencapai delapan juta
rupiah. Sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan gaji guru di Indonesia
yang rata-rata gajinya sebesar dua sampai empat juta rupiah. Pemerintah perlu
memperhatikan sektor pendidikan, karena pendidikan adalah penentu masa depan
bangsa. Salah satu bentuk penghargaan terhadap pendidikan adalah memberikan
apresiasi lebih kepada para pendidik dengan cara meningkatkan gaji mereka.
Banyak berita di televisi yang menampilkan sisi luar seorang guru. Banyak guru
yang bekerja sambilan untuk tetap mencukupi kebutuhan mereka, misalnya menjual
makanan, menjadi tukang ojek, bahkan ada yang menjadi pemulung. Bagaimana bisa
seorang guru yang tugasnya sangat mulia, dibiarkan hidup dalam kondisi seperti
itu ? Jika mereka lebih banyak bekerja sampingan, bagaimana bisa mereka fokus
mendidik para murid ? Guru adalah manusia biasa, terkadang jika mereka merasa
tidak dihargai, mereka tidak akan bisa mendidik dengan maksimum. Berbeda jika
pekerjaan mereka dihargai, mereka akan sangat bersemangat dalam mentransfer
ilmu. Semoga pemerintah sadar akan nasib guru di Indonesia demi kemajuan negara
bersama.
Tidak
ada kata lain selain terima kasih kepada guru. Jasa-jasanya tak akan bisa terlupakan.
Guru memiliki tanggung jawab yang tak akan pernah bisa tergantikan. Menurut
Nana Sudjana (1995:12) mengatakan bahwa kehadiran guru dalam proses pendidikan
atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan penting guru
dalam pengajaran tidak dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang canggih sekalipun. Masih
terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistim nilai, perasaan,
motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan menjadi hasil dari sebuah
pengajaran. Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia
telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul di pundak orang tua. Mereka ini, tidak hanya menyerahkan anaknya
ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada guru. Hal itu pun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin
menyerahkan anaknya kepada sembarang guru atau sekolah karena tidak sembarang
orang dapat menjabat guru (Zakiyah Darajat, dkk, 1996:39). Mungkin ucapan
terima kasih sampai berkali-kali pun tak akan pernah bisa membalas semua jasa
seorang guru. Yang perlu dilakukan adalah mengaplikasikan ilmu itu dengan baik,
dan tetaplah ingat kepada semua guru yang pernah mendidik kita. Teacher, I heart you. There’s nothing to say but thank you so much.
Guru
memiliki tugas dan tanggung jawab yang teramat mulia. Maka dari itu, sebagai
anak didiknya dan generasi emas bangsa, kita wajib menghormati dan menghargai
semua jasa guru. Memang terkadang, tidak semua guru itu sesuai dengan apa yang
kita inginkan namun kembali lagi bahwa kitalah yang membutuhkan guru. Kita
tidak bisa membenci atau menyalahkan guru ketika mendapat nilai yang tidak
sesuai dengan yang kita harapkan. Nilai adalah amanah, mendidik juga amanah.
Terima kasih kepada semua guru, kalian adalah pahlawan yang akan selalu menjadi
pahlawan bangsa. Pahlawan yang tanpa lelah mengajar dan mendidik. Terima kasih
atas semua keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik kami. We love you.
0 komentar