HIDUP, SATU KATA PENUH KESAH
04.43Sewaktu ditanya apakah yang paling membingungkan
di dunia ini?
Beliau menjawab : “Manusia” karena dia
“Mengorbankan kesehatannya” hanya “Demi uang”;
Lalu dia “Mengorbankan uang”nya demi kesehatan.
Lalu dia “Sangat khawatir” dengan “Masa depannya”,
sampai dia “Tidak menikmati masa kini”;
Akhirnya dia “Tidak Hidup di Masa Depan atau pun
di Masa Kini”;
Dia “Hidup seakan-akan Tidak Akan mati”. Lalu dia
“Mati” tanpa “Benar-benar Menikmati” apa itu “Hidup”.
Bersyukurlah apa yang selama ini kita dapati dan
kita nikmati. Karena kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi hari esok.
Ketika lahir dua tangan kita kosong…
Ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong…
Waktu datang dan waktu pergi kita tidak membawa
apa-apa…
Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan…
Jangan minder karena miskin dan hina…
Bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua miliki
kita hanyalah pinjaman….
TETAPLAH RENDAH HATI
Seberapapun tinggi kedudukan kita…
TETAPLAH PERCAYA DIRI
Speberapapun kekurangan kita…
Karena kita hadir tidak membawa apa-apa dan
kembali juga tidak membawa apa-apa…
Hanya pahala kebajikan atau dosa kejahatan yang
dapat kita bawa.
Datang ditemani oleh tangis…
Pergi juga ditemani oleh tangis…
Maka dari itu TETAPLAH BERSYUKUR, dalam segala
keadaan apa pun, dan HIDUPLAH di saat yang benar-benar ada dan nyata untuk
kita, yaitu SAAT INI, bukan MASA LALU maupun MASA DATANG yang belum lagi tiba…
Subhanallah……..
Ketika membaca tulisan di atas untuk pertama kali,
saya benar-benar ingin menangis. Hidup memang nyatanya adalah indah. Siapa yang
tidak setuju?
Mengapa banyak orang yang menyangkal akan hal itu?
“Hidup itu indah?”
“Iya, bagi orang kaya atau orang beruntung.”
Jawaban standar.
Terkadang saya juga tidak sependapat bahwa hidup
adalah indah. Namun, sejenak saya berpikir bahwa mengapa Tuhan menciptakan
hidup jika tidak untuk dinikmati oleh umat-Nya? Tuhan tidak sejahat itu. Justru
manusialah yang mendramatisir hal tersebut sehingga seolah-olah Tuhan yang
disalahkan atas hidup mereka. Afwan,
mungkin kata-kata saya agak kasar. Saya yakin teman-teman juga berpikiran sama
seperti saya.
“Tuhan pemilik seluruh alam. Mengapa ia
menciptakan hidup jika bukan untuk menyenangkan umat-Nya? Dengan kehidupan,
manusia bisa menikmati rasa berbagai makanan, pemandangan yang begitu
mempesona, bertemu dengan pasangan yang begitu berharga, dan segala kenikmatan
yang tersisa. Apakah kita (manusia) bisa bahagia jika tak pernah menyelami apa
yang disebut kehidupan?
Berbicara mengenai kehidupan memang sangat
subjektif. Manusia dengan sudut pandangnya tak bisa disatukan dalam satu kata.
Ketika membaca tulisan di atas, saya dapat
menyimpulkan bahwa ketidakbahagiaan manusia adalah disebabkan oleh kekhawatiran
mereka sendiri. Seperti kata-kata di atas, manusia hidup tidak di masa kini.
Mereka hidup di masa lalu dan masa depan. Mereka terlalu memikirkan tentang
masa depan mereka yang bahkan mereka sendiri tak tahu apakah mereka bisa
menghadapi masa depan itu. Mereka juga hidup di masa lalu di mana ketakutan
akan kegagalan atau kejadian-kejadian buruk selalu menghantui setiap langkah
yang akan diambil. Jika hidup manusia seperti itu, bagaimana mereka bisa
merasakan apa itu kebahagiaan hidup? Mereka bahkan tidak hidup di masa kini.
Berpikir masa depan memang perlu dan bahkan harus.
Namun, jangan semua ditargetkan untuk masa depan. Nikmatilah hari-har Anda
sekarang. Coba bayangkan, hari ini Anda memikirkan hari esok. Esok hari Anda
memikirman esok hari lagi. Esok hari lagi Anda memikirkan keesokan harinya
lagi. Terus, kapan Anda menikmati saat sekarang?
Saya tak berkata bahwa berpikir tentang masa depan
adalah sebuah kesia-siaan. Bahkan berorientasi ke masa depan adalah WAJIB agar hidup kita punya arah. Hanya saja, coba Anda menikmati kehidupan Anda saat
ini. Karena kehidupan Anda saat ini adalah hasil dari pemikiran dan kerja keras
Anda di masa lalu. Tuhan akan marah jika Anda tak menikmati hidup yang telah Ia anugerahkan. Sejenak, nikmati hidup di jalan yang tepat agar Anda
benar-benar hidup sekarang. Sekian
0 komentar