CLUBBING PENGHASIL ENERGI
19.06
“Music may not save the world, but a new eco club in
Rotterdam is doing its bit with a dancefloor that generates electricity”
Musik Belanda?
Hm… Sepertinya kita jarang
mendengar jawaban musik ketika mendengar kata Belanda. Tulip, Delta Projects, kincir angin, sepak
bola, dan keju adalah daftar nama yang akan muncul ketika seseorang mendengar
kata Belanda. Namun jangan salah, Belanda mempunyai DJ-DJ terbaik dunia, sebut
saja Tijs Verwest alias Tiesto, Armin Van Buuren, Paul Van Dyk, dan Robbert van
de Corput atau yang lebih dikenal dengan Hardwell. Prestasi dari DJ-DJ tersebut
tak perlu diragukan lagi, misalnya Tiesto yang terpilih sebagai DJ nomor satu
sedunia versi DJ Magazine pada tahun 2002,
2003, dan 2004. Kalau di dunia sepak bola, itu namanya Hattrick. Bukan lagi Hattrick,
tapi kali ini Quattrick. Adalah Armin
van Buuren juga pernah menjadi DJ nomor satu sedunia versi DJ
Magazine empat tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2007 sampai
2010. Namun kali ini bukan DJ yang akan
menjadi topik bahasan, melainkan lantai. Nah lho, apa hubungannya? Sabar-sabar.
Tahukah kamu jika Belanda
adalah lebih dari apa yang kita anggap selama ini? Penemuan inovatif Belanda terus
berlanjut. Lupakan sejenak tentang penemuan Belanda di sektor air. Mari kita
sambut eco club di Rotterdam yang
lantainya mampu menghasilkan energi. Bagaimana bisa?
Let’s
Dance while Releasing Energy
|
Daan Roosegarde, seorang desainer
asal Belanda, berhasil mengembangkan sustainable
dance floor di mana energi dihasilkan dari kegiatan
menari yang ditangkap dengan cara spiral di bawah lantai dansa (dance floor) dan diubah menjadi listrik.
Listrik ini dapat digunakan untuk musik dan pencahayaan. Jadi, kita tidak hanya
bersenang-senang dengan menari, tapi bisa sekalian menghasilkan listrik.
Ibaratnya, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain kesenangan yang
didapat, energi juga bisa dibuat.
Dari menari jadi energi? Bagaimana bisa?
Modul pada dance floor (lantai dansa) sedikit melenturkan ketika orang-orang
menginjaknya saat menari. Pergerakan dari orang-orang yang menari ini bisa
disebut dengan energi kinetic, yaitu energi yang dimiliki oleh benda yang
bergerak. Energi kinetik ini kemudian dikonversi menjadi listrik yang mampu
menyalakan lampu LED oleh generator
internal. Setiap modul dengan ukuran 75 x 75 x 20 cm dapat menghasilkan sampai
35 Watt secara berkelanjutan, antara
5 - 20 Watt per orang.
Salah satu klub yang menggunakan produk sustainable dance floor adalah Club Watt di Rotterdam. Club Watt
adalah hasil kerjasama antara Enviu
dan Sustainable Dance Floor Group
yang berkeinginan untuk menciptakan eco
cloub pertama di dunia. Tujuan pembuatan eco club ini adalah menggabungkan rencana pemerintah, organisasi,
perusahaan, dan masyarakat untuk membantu Rotterdam
beradaptasi terhadap perubabahan
iklim dengan pengurangan emisi CO2 sebesar 50%.
“If you
have a full dance club, there’s lots there, you just have to turn it into a
usable product.” Kata Michel Smith, Kepala dari Dutch Ecological Inventors.
Dengan eco club, tak heran konsep ini menjadi
begitu terkenal di dunia. Club Watt
menjadi perusahaan pertama di dunia yang menggunakan piezoelektrik (material yang dapat menghasilkan perbedaan muatan listrik
antara kedua sisinya apabila mengalami deformasi atau perubahan dimensi) yang mampu menarik
perhatian publik. Bahan-bahan piezoelektrik ini dipasang di bawah lantai dansa (dance floor). Perubahan warna lampu LED
tidak mengambil dari jaringan listrik kota, tapi dari energi kinetik yang
dihasilkan para pengunjung. Sangat menguntungkan, bukan?
Tak hanya
menyediakan lantai yang mampu menghasilkan energi listrik, tapi Club Watt juga menyediakan fasilitas green initiatives lainnya, seperti a rainwater flush system for toilets (air
hujan yang berfungsi sebagai air siraman toilet) dan gelas plastik daur ulang. Selain
itu, pembuatan Club Watt ini telah
menginspirasi negara lain untuk memakai prinsip yang sama. Adalah subway station di Tokyo yang menggunakan
energi kinetik (dari pengunjung) untuk menampilkan display dan ticket gates
(gerbang tiket). Lalu, Toulouse di
Prancis merupakan kota pertama pembuat trotoar piezoelektrik yang dapat
menyalakan lampu jalan. Dan saat ini, Inggris berencana membuat piezoelektrik
di jalan-jalan untuk menerangi halte bus dan penyeberangan untuk pejalan kaki.
Let’s
Dance while Releasing Energy
|
"This is not recycling, it's
upcycling,"
Pergi clubbing?
Tak selamanya hanya sekadar bersenang-senang. Look!
"Salah satu clubber yang datang ke Club Watt memancarkan 1.3 kg CO2 per
malam. Jika Anda bandingkan dengan apa yang Anda lakukan di rumah, yaitu 1.8 kg
jika Anda hanya menonton TV, menonton film dan membuka lemari es beberapa kali.
Jadi lebih baik untuk pergi clubbing
di Cloub Watt daripada tinggal di
rumah. "(Chesterton 2008)
“The better the music, the more people dance, the
more electricity comes out of the floor”
Nah, ini namanya
kreativitas tanpa batas. Konsep pembuatan sustainable
dance floor ini sangat bagus, tak hanya bisa memanjakan pengunjung dengan
fasilitas musik dan arena menari yang nyaman, lebih dari itu apa yang
pengunjung injak adalah sumber yang mampu menghasilkan energi.
Hayo, masih
menganggap jika clubbing di Belanda
hanya sekadar bersenang-senang? Ingat, clubbing
di Cloub Watt bukan clubbing biasa.
Referensi:
http://www.hollandtrade.com/media/hollandtrade-publications/made-in-holland/, diakses
pada tanggal 10 April 2015
http://www.sustainabledanceclub.com/products/sustainable_dance_floor/, diakses pada tanggal 10 April 2015
http://www.theguardian.com/travel/2008/sep/13/rotterdam.netherlands/, diakses pada tanggal 10 April 2015
0 komentar