CORONA LEWAT, BUMI ISTIRAHAT, MANUSIA SAMBAT

04.10



It’s not about you, but it’s about us”
Perkataan Mas Yogi Pratama, seorang mahasiswa s3 di Italia di sesi Webinar kemarin, membuatku merinding. Bagaimana tidak, keadaan bumi sekarang ini seperti mimpi atau bisa dikatakan seperti sebuah plot dari novel Dan Brown. “Is it even real?” Kataku di setiap bangun. Tidak pernah aku merasakan kondisi ketakutan. Bukan, bukan bermaksud untuk melebih lebihkan. Hanya saja, pemberitaan di media dan update terkait issue Corona, benar benar membuatku tidak tenang. Setiap hari, kita disajikan data jumlah orang dalam pemantauan, pengawasan, terinfeksi positif corona, bahkan meninggal. Bayangkan membaca dan melihat berita duka setiap hari, aku yakin kalian juga merasakan hal yang sama. Takut.
Apakah manusia menjadi penakut hanya karena sebuah virus?
Why not? Kita manusia memang dibekali ketakutan. Bukankah itu adalah bagian dari Kotak Pandora? Mungkin bukan takut lebih tepatnya adalah terkejut. Manusia adalah makhluk bebas, yang bahkan banyak dari mereka mencerca agama sebagai sesuatu yang menghambat kebebasan mereka. Sekarang kebebasan mereka direnggut, bukan oleh agama, tapi oleh sebuah virus yang bahkan kita tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang. Entahlah, tapi ini seolah olah menampar kesombongan manusia yang semakin hari semakin congkak. Apa hubungan antara corona dan congkaknya manusia?
 Tidak ada hubungannya sih, cuma aku mau sambat. Lah kok sambat jadinya? Karena aku capek sama manusia. Setiap hari berita korupsi, pembunuhan, sibuk prank agar bisa trending, sexual harassment yang (mostly) diderita kaum hawa, ketidakadilan hukum, perampokan, diskriminasi, penipuan, bullying, dan lainnya. Wah, banyak sekali ya tingkahnya manusia. Ya semoga dengan cobaan ini, kita sekarang yang mengalami social distancing, bisa intropeksi diri dan menjadi manusia yang lebih baik. Amin. Tapi bener nggak sih sejak issue Corona ini, peristiwa kriminal menjadi berkurang? Palingan penipuan masker dan hand sanitizer (Pihak yang melakukan penipuan ini kok ya tega? Apakah perlu kita doakan sama sama untuk penipu ini agar kena Corona?). Selain itu, berita diisi dengan update korban Corona. Tukang bomb di Syiria lagi hibernasi. Sexual predator pun juga. Koruptor? Mereka tetep sih tapi yang dikorupsi masker sama hand sanitizer. Orang jahat sekarang takutnya sama corona, harusnya nih hukuman bagi mereka adalah diinfeksi corona.
 Apa yang harus dilakukan sekarang?
Nurut sama pemerintah. Benar, kata Bintang Emon dengan videonya yang viral itu bahwa kita mempunyai peranan masing masing. Biarlah dokter yang menangani pasien corona, biarlah pemerintah membuat aturan/kebijakan, biarlah kita sebagai rakyat Indonesia at least be decent human untuk tidak memanfaatkan situasi duka ini demi kepentingan pribadi. Ayolah, tidak susah kok untuk menjadi rakyat yang nurut. Saran atau kritik boleh, asal tau tata caranya saja. Memang terkadang kita merasa Pemerintah kita kurang gercep atau seperti apa, aku setuju. Tapi aku yakin, mereka sekarang berbuat yang terbaik untuk bangsa ini. Kita juga harus membantu para pahlawan medis dengan cara tidak melakukan pembelian berlebihan karena panic buying untuk alat alat kesehatan yang mereka butuhkan. They need it MORE THAN us. Please, be decent human.
Social Distancing memang ngaruh?
Banget. Info dari Mas Yogi, kondisi Italia sekarang (lock down satu negara) ini dikarenakan rakyat Italia sendiri yang tidak patuh. Sudah diminta untuk tidak keluar rumah, malah liburan. Jadi inget sebuah video dari seorang remaja asal Amerika (?) yang bilang kena Corona atau tidak, yang penting mabok. Duh, sumpah ya pengen nabok rasanya. Lah kok Orang Amerika? Mohon maaf, saya tahunya video itu. Rakyat Italia baru nurut ke pemerintah, setelah Perdana Menteri Giuseppe Conte berpidato. Pidato beliau menyentuh rakyat Italia dan (akhirnya) mereka nurut. Sudah telat tapi tak apa, setidaknya ini jadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Please, cukup Italia saja yang mengalami kondisi menyedihkan dengan angka kematian tertinggi kedua setelah Cina dalam kurun waktu kurang dari 30 hari. Penyebaran virus ini sangat cepat, untuk itulah mengapa kita diminta untuk social distancing agar kita bisa stop penyebarannya.
Hal Positif?
Bumi istirahat. Biasanya mereka digali untuk penambangan, ditebang untuk merauk keuntungan, tiap hari dipaksa untuk menghirup zat kimia yang berbahaya. Sekarang? Manusia sedang istirahat dari kejahatannya, jadi bumi juga bisa istirahat. Alhamdulillah, dalam sejenak Bumi bisa merasakan ketenteraman. Manusia istirahat tapi sambat? Oh jelas, sobat sambat lagi bingung mau ngapain di rumah. Ketemu sobat nggak bisa, jalan jalan ke museum nggak bisa, event dibatalkan atau dimundurkan, kerja pun sudah mulai worf from home. Tapi tak apa, ini adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan. Semoga setelah kita semua istirahat, kita menjadi makhluk yang lebih bijak dan melindungi bumi (yang memang sudah seharusnya). Yok bangkit yok.  

You Might Also Like

0 komentar