MUSEUM – MUSEUM DI SURABAYA

06.31




Happy Sunday everyone!
Sebenarnya agenda hari ini mau ke Tugu Pahlawan untuk melihat parade perjuangan. Namun karena tadi malam saya main bersama teman-teman the Aquarium Genk, pagi ini kecapekan. Beberapa hari lalu, ada salah satu pembaca blog yang bertanya tentang salah satu tulisan dan tiba-tiba memberi kalimat motivasi. Intinya dia bilang agar saya terus menulis. Hal sesederhana itu bisa memotivasi saya untuk lebih rajin menulis (walaupun postingan lebih banyak unsur tidak berfaedahnya). “Menulis hal gabut masih lebih baik daripada hanya leyeh-leyeh di Kasur “ – Rosa, 2018.  
Tulisan kali ini akan membahas mengenai museum-museum apa saja yang ada di Kota Surabaya, Jawa Timur. Entah mengapa, saya kok tetiba tertarik untuk mengunjungi museum (padahal dulu mendengar kata “museum” pun tak tertarik sama sekali). Di Surabaya banyak sekali museum menarik, saya sudah mengunjungi cukup banyak museum tapi ada beberapa yang belum sempat. Berdasarkan pencarian di internet, berikut adalah museum-museum yang ada di Surabaya (Note : yang ada kata “done” berarti saya telah mengunjungi museum tersebut):
1.       House of Sampoerna (done)
2.       Museum Sepuluh Nopember (done)
3.       Museum Bank Indonesia (done)
4.       Museum Bank Mandiri (done)
5.       Museum W.R Soepratman (done)
6.       Museum Dr. Soetomo (done)
7.       Museum Surabaya (done)
8.       Museum Kapal Selam (done)
9.       Museum Nahdhatul Ulama
10.   Museum Jalesveva Jayamahe
11.   Museum De Eye Trick
12.   Museum Rudi Isbandi
13.   Museum kanker Indonesia
14.   Museum Kesehatan

Ada yang ketinggalan? Hm… ternyata masih banyak ya museum yang belum saya kunjungi. Baiklah, saya akan coba memberi gambaran tentang museum yang telah saya kunjungi. Dari kedelapan museum tersebut, ada beberapa yang menjadi favorit. Berikut adalah review museum-museum di Surabaya (urutan menunjukkan tingkat biased atau favoritism. Untuk Museum Bank Indonesia dan Bank Mandiri tidak saya review karena sudah lupa hahaha, kapan terakhir ke sana ya?) :
1.       Museum Sepuluh November
Alamat : Jln. Pahlawan, Bubutan.
Harga tiket masuk : 15000 (Kala itu, saya berkunjung di Hari Sabtu. Untuk weekdays, saya kurang tau harga tiket masuknya berapa)
Mengapa ini menjadi favorit saya?
a.   Konsep bangunan museum ini berbeda dari yang lain. Jika museum di Surabaya biasanya berbentuk seperti rumah atau bangunan perkantoran, museum ini jika dilihat sekilas mirip dengan De Louvre Museum di Paris, yaitu menggunakan konsep bangunan geometri setitiga. Desain interior juga banyak menggunakan bentuk-bentuk segitiga + warna monokrom (sebagai pecinta warna monokrom, faktor ini tentu saja sangat penting).
b.    Rasa (feel). Entahlah, ketika masuk di sini, saya benar-benar seperti flashback ke tahun 1945. Mungkin karena radio yang berisikan pidato Bung Tomo yang membuat saya merinding + teks pidato yang juga saya baca juga. Di Galeri Surabaya juga diputar pidato ini ya btw. Jadi kalau main ke Suroboyo Carnival, jangan lupa mampir Galeri Surabaya.
Ini juga museum paling ramai yang pernah saya kunjungi. And I was happy seeing many people came here, especially the family. Oh ya, di sini juga ada ruang Diorama Elektronik dan Diorama Statis yang pasti tidak kalian temui di museum lain di Surabaya. Apakah itu? Diorama elekronik adalah tempat pemutaran film dokumenter pertempuran Surabaya yang dilengkapi dengan Video Maping System dan Animasi. Secara sederhana seperti ini, ada layar yang memutar film dokumenternya. Lalu di depannya ada semacam peta Surabaya 3D yang menjelaskan video di layar. Misal ketika video bercerita tentang pasukan Inggris yang datang lewat air dan udara gegara Mallaby tewas terbunuh, di petanya tadi akan ada efek kapal dan pesawat tempur. Intinya seperti itulah. Hal memalukan di sana adalah saya nangis waktu menonton film nya. Mbak-mbak sebelah were like “Ini orang kenapa sih?” Ya entahlah, mungkin karena saya terlalu menghayati film dokumenternya. Dulu saya juga pernah nangis waktu nonton Harry Potter and the Deathly Hollow part 2 sedangkan ketika nonton drama atau sejenisnya yang kata orang bikin sedih, saya biasa saja (mungkin ada syaraf yang terbalik kali ya?). Jika mau masuk ke ruangan ini, minimal harus ada 15 orang, baru film akan diputar. Diorama Statis adalah tempat untuk mendengarkan cerita dengan berbagai bahasa (bisa pilih nanti) yang dilengkapi semacam lukisan 3D. Jika Diorama Elektronik terletak di lantai bawah, diorama statis terletak di lantai 2. Di lantai bawah juga ada radio yang memutar pidato Bung Tomo. You guys have to listen to it. Masih di lantai bawah, terdapat patung proklamator dan kolonade yang membuat feel nya semakin mendalam.

Tampak Luar Museum

Patung Proklamator

Radio Berisikan Pidato Bung Tomo

Diorama Statis

Kolonade Berisi Sejarah Pertempuran Surabaya


2.       Museum Surabaya (Gedung Siola)
Alamat : Jln. Tunjungan nomor 1.
Tiket masuk : free entry
Hal yang membuat saya suka dengan museum ini adalah konsep museum ini yang menjelaskan sejarah Kota Surabaya. Belajar tentang sejarah Kota Surabaya lebih asyik daripada belajar sejarah Indonesia yang cakupannya lebih luas. Penjelasan di museum ini lebih sederhana karena berhubungan dengan daily life kita. Contohnya adalah kesenian reog, wayang, walikota-walikota Surabaya, perabot jaman dulu, pekerjaan di pemerintahan, kendaraan tradisional, sampai musisi asli dari Surabaya. Karena letak museum yang menjadi satu dengan kantor pemerintahan, museum ini juga ramai walaupun kebanyakan pergi ke kantor administrasi. Di sebelah museum ada toko souvenir, kalian bisa menemuhi barang-barang lucu dan baju-baju batik, ada makanan juga. Setelah capek berkeliling museum, bisa istirahat sejanak sambil makan di sini.

Di Dalam Museum

Seragam Berbagai Pekerjaan di Pemerintahan

Musisi dari Surabaya

Wayang

[Masih] Wayang

Replika Rempah-Rempah

3.       House of Sampoerna
Alamat : Taman Sampoerna no. 6, Krembangan
Tiket Masuk : free entry
Di tempat ini sebenarnya ada dua museum, yaitu museum rokok dan museum seni yang terletak dekat parkir. Seperti namanya, museum ini menjelaskan tentang Sampoerna (salah satu brand rokok terbesar di Indonesia). Secara konsep, karena saya salah satu orang yang tidak setuju dengan rokok, saya hanya sekadar lihat dan tidak begitu tertarik secara mendalam. Dari segi interior, museum ini paling bagus di antara museum lainnya. Ada dua lantai, lantai pertama menjelaskan sejarah berdirinya Sampoerna beserta packaging yang pernah digunakan. Di lantai dua menjelaskan administrasinya. Di sini kalian juga bisa melihat orang-orang bekerja karena ada kaca besar untuk bisa melihat langsung para wanita yang sedang mempackage rokok (Saya tidak menemukan bahasa yang bagus untuk menjelaskan). Di Gedung sebelahnya menjelaskan tentang kesenian dari seluruh Indonesia dan kumpulan potret suku-suku yang ada di Indonesia. Di museum ini juga ada tempat souvenir dan café. Alasan utama mengapa saya suka tempat ini adalah adanya free city tour bus, yang sebelumnya sudah pernah saya jelaskan di post berjudul “Jalan-Jalan Sendiri itu Asyik”.

"Mewah" Kan?




Di Bagian Kesenian



4.       Museum Dr. Soetomo
Alamat : Jln. Bubutan no 85-87
Tiket Masuk : Free entry
Museum ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian masa kecil Dr. Soetomo (dalam Gedung), Organisasi yang diikuti Dr. Soetomo (pendopo di luar), dan makam beliau. Waktu berkunjung ke sini, benar-benar sendirian karena tak ada pengunjung sama sekali. Saya tanya-tanya ke penjaganya, apakah museum ini sesepi ini. Di hari Minggu saja sepi sekali, bagaimana hari aktif? Kata masnya sepi, cuma jika mendekati hari Pahlawan biasanya ramai. Museum ini seperti museum pada umumnya, dari segi penataan juga hampir sama seperti museum-museum sebelumnya. Di lantai bawah menjelaskan biografi Dr. Soetomo dan di lantai atas lebih ke memajang peralatan prakti beliau. Di bagian pendopo juga hampir sama. Saya suka di sini karena konsepnya yang lebih open space, maksudnya tidak di dalam Gedung sehingga terasa lebih free saja. Di sebelah pendopo, ada makam beliau. Bagian yang paling berbekas buat saya ketika membaca cerita kematian istri Dr. Soetomo. Untuk ceritanya, jika penasaran, bisa search di google saja. Ceritanya agak mirip dengan cerita Habibie-Ainun.

Sepi

Peralatan yang Digunakan Dr. Soetomo

Pendopo (Bagian Luar Museum)

5.       Monumen Kapal Selam
Alamat : Jln. Pemuda no. 39
Tiket Masuk : 5000 (weekend)
Sepertinya, ini adalah monument paling terkenal di Surabaya. Didesain seperti museum karena di dalamnya terdapat info mengenai sejarah dan kegunaan kapal kapal seam. Sesuai namanya, museum ini menjelaskan tentang sejarah kapal selam ini yang dipakai oleh Angkatan Laut. Indonesia memang terkanal akan armada lautnya, bahkan sampai sekarang. Bentuk museumnya kapal selam. Di dalamnya juga masih ada alat-alat yang digunakan untuk mengoperasikan kapal ini. Saya tidak terlalu mengerti dari segi teknis, jadi terkadang tulisan saya skip. Di sini hanya sekadar tahu bagaimana sih bagian dalam kapal selam. Karena tak terlalu besar, jadi keluarnya juga cepat. Di sini paling lama 15 menit maksimal karena tempatnya tidak besar. Tapi jangan pergi dulu, karena di gedung bagian belakang ada tempat untuk menonton film dokumenter juga tentang angkatan laut Indonesia. Waktu ke sini, saya tak sengaja datang bersama dengan orang produksi dari salah satu channel di youtube. Jadi sekalian saya melihat proses pembuatan vlog yang proper.





6.       Museum W.R Soepratman
Alamat : Jln. Mangga no. 21
Tiket Masuk : Free Entry
Literally, the tiniest museum I ever known. Bukan disebut museum juga karena tempat ini adalah rumah singgah terakhir W.R Soepratman ketika sakit (dari penjara Kalisosok). Waktu ke sini, saya tersesat dua kali karena berdasar GPS itu sudah sampai tapi saya muter-muter tapi tidak menemukan. Ternyata letakya di dalam gang kecil di antara rumah-rumah penduduk. Di bagian depan ada patung besar W.R Soepratman yang sedang bermain biola. Di sini hampir tidak ada tempat parkirnya, saking mungilnya. Di ruangan depan terdapat ranjang beliau sekaligus tempat beliau menghembuskan nafas terakhir. Ada replika biola dan seragam yang beliau pakai. Iya hanya itu, saja. Lagi-lagi, tak ada pengunjung di hari Sabtu. Jadinya banyak mengobrol dengan mas penjaga museum.

Patung Besar di Depan Museum


Itu Mas Penjaga Museum yang Saya Paksa Foto (Sungguh kurang ajar)

Kalimat Terkahir W.R Soepratman

Tempat Terakir W.R Soepratman Sebelum Wafat

Cukup sekian review museum-museum yang ada di Surabaya. Semoga saya bisa berkunjung ke museum-museum yang lainnya. Amin. 






You Might Also Like

1 komentar