JAMU, KREATIVITAS INDONESIA

17.08

Jika kita searching di google dengan keyword  “ jamu” , maka yang akan muncul adalah traditional medicine in Indonesia (sumber : Wikipedia). Jamu merupakan obat alami yang artinya terbuat dari bahan-bahan di alam, misalnya daun, akar, dan buah. Ada juga yang terbuat dari bagian tubuh binatang misalnya empedu. Khasiatnya ? Jangan ditanya, karena terbuat dari bahan-bahan yang masih alami, jamu tidak memberikan efek yang terlalu ekstrem seperti bahan-bahan kimia. Namun cara kerjanya pun tidak secepat obat berbahan kimia, oleh karena itu orang-orang mulai meninggalkan warisan asli Indonesia ini. Orang-orang zaman sekarang cenderung menginginkan sesuatu secara instant tanpa memikirkan efek panjang yang akan diderita. Tak heran, angka kematian di abad ke-20 menurut grasikkab.go.id  meningkat pesat. Apa penyebabnya ? Sesuai data statistik yang diambil dari Indonesia Sehat menunjukkan pada tahun 2010, 59% kematian di Indonesia disebabkan oleh gaya hidup.
Sebagai warga Indonesia kita harus bersyukur karena warisan asli Indonesia sangatlah banyak. Namun yang banyak dikenal adalah batik, reog ponorogo, dan angklung. Padahal Indonesia juga mempunyai produk obat asli, yaitu jamu yang namanya sedikit demi sedikit mulai memudar. Jika orang Indonesia yang berada di luar negeri sering mempromosikan batik atau angklung, lebih baik sekarang juga mengenalkan jamu. Seperti diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah-rempah. Buktinya ? Bertahun-tahun Indonesia dijajah negara lain. Kenapa bisa dijajah ? Rempah-rempah. Ya, jawabannya sangat singkat yaitu karena mereka menginginkan rempah-rempah. Dengan banyaknya yang menginginkan rempah-rempah, pasti ada khasiat yang dimiliki. Banyak khasiatnya ? Banyak sekali. Misalnya empon-empon atau rempah-rempah dari rimpang yang memiliki khasiat dahsyat dari tubuh. Empon-empon dapat meningkatkan peristaltik saluran cerna, ekstrak meniran (Phyllanthus niruri) untuk antiviral dan imunostimulator (peransang imunitas). Menurut pendiri industri jamu terkemuka, Dr. Martha Tilaar yang meluncurkan sebuah buku berjudul “The Green Science of Jamu” menyatakan bahwa tanaman herbal mampu memperbaiki aktivitas biomolekuler tubuh. Tanaman ini juga dapat melakukan biosintesis kombinasi dari senyawa metabolis sekundernya. Obat herbal tradisional seperti jamu dapat meningkatkan dan memperbaiki ekspresi gen tubuh. Itu hanya contoh sekelumit dari rempah-rempah beserta khasiatnya. Masih banyak sekali contoh rempah-rempah dan fungsi-fungsinya yang jika semuanya dijelaskan bisa menjadi sebuah buku.
Tak sulit menemukan tanaman-tanaman herbal, apalagi di daerah pedesaan. Seperti lagu yang dibawakan Koes Ploes (penyanyi Indonesia) yang berjudul “Kolam Susu” bahwa tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Maksud dari lagu itu adalah bahwa tanah di Indonesia khususnya di pulau Jawa sangatlah subur. Cocok untuk ditanami berbagai macam tanaman karena iklim Indonesia bersifat tropis. Untuk itu, anugerah ini pun harus dimaksimalkan dengan cara mengolah macam-macam tanaman tersebut menjadi sesuatu yang berkhasiat, jamu salah satunya. Jangan sampai nasib warisan asli Indonesia ini diklaim oleh negara lain, seperti nasib batik dan warisan asli Indonesia lainnya. Menurut economy.okezone.com bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi mengajukan jamu ke badan dunia PBB, UNESCO, untuk disahkan sebagai salah satu warisan dunia. Alasannya karena jamu termasuk warisan  produk ramuan kreativitas dari nenek moyang. Selain itu agar jamu tidak hanya dikenal di dalam negeri namun juga dikenal sampai mancanegara.
Upaya untuk melestarikan jamu sebagai warisan asli Indonesia ini tidak hanya berhenti sampai Kemendag mengajukan jamu ke UNESCO. Namun sebagai warga Indonesia yang wajib bangga terhadap produk asli ini, juga wajib melestarikannya kembali. Sejujurnya, sekarang itu sulit jika ingin menikmati jamu. Di setiap daerah pasti ada yang menjual namun jumlahnya bisa dihitung jari. Dulu setiap sore pasti ada yang menjual jamu, lalu para warga akan berbondong-bondong membelinya. Tugas untuk para orang tua adalah agar tidak hanya memperkenalkan obat kimia atau suplemen ke anak-anak namun juga memperkenalkan produk jamu beserta manfaat-manfaatnya. Mari kita jaga jamu sebagai hasil kreativitas nenek moyang agar keberadaannya tidak tergeser oleh obat kimia ataupun punah.    

You Might Also Like

0 komentar